3.23.2012

Just Opinion

Ini saya tulis juga di Fanfiction.net...
Mungkin ini copas darisebuah grup...
Tapi saya rasa apa yg ditulis oleh sang penulis ini mirip dgn yang saya rasakan...
Bagi yg seorang otaku harap membaca ini...
Happy reading...!!

Akashi: Maaf jika saya sedikit OOT dan menganggu para readers...
Awalnya saya cukup bingung mau di posting dimana opini ini. Akhirnya saya putuskan untuk memposting opini ini di fandom Naruto (sebagai fandom paling digemari).
Seperti summary di depan, ini bukan sebuah fic. Ini hanya semacam renungan untuk kita semua sebagai pecinta anime dan manga...
Dan yang perlu saya tekankan lagi disini, ini BUKAN hasil pemikiran saya sendiri...!
INI HANYA COPAS...!
Terserah kalian ingin bicara apa hanya karena ini copas. Tapi opini dibawah ini sama dengan apa yang telah saya pikirkan & renungkan selama ini...
Kalian boleh berkomentar apa saja mengenai hal ini...
Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud menjelek-jelekan apalagi menghina...
Tulisan ini menurut saya dibuat berdasarkan faktayang ada di lapangan...
Sekian kata-kata dari saya...
Baca dan renungkanlah baik-baik hal ini...!
Happy reading minna-san...!
Ayo demo dgn cara sebarkan ini…
"Suatu saat nanti, aku akan menjadi raja bajak laut!"
Tahukah kalian siapa yang pernah berbicara seperti itu?
Yep, dialah Luffy, tokoh utama dari serial anime & manga berjudul One Piece. Serial hasil karya mangaka bernama Eiichiro Oda ini sudah menjadi hits di berbagai negara, dan menjadi serial manga& anime paling digemari & dinanti.
Meskipun bercerita mengenai bajak laut, One Piecetidak serta merta hanya berisikan pertarungan, kekerasan, maupun peperangan saja.
Dari segi cerita, berbagai macam fantasi dan juga imajinasi yang dibagikan oleh Oda sensei melalui guratan tintanya sukses menghipnotis para pembaca manga&juga penonton setia animenya.
Banyak sekali unsur positif yang terselip di anime semacam One Piece ini. Persahabatan, Perjuangan,mimpi, harapan & cita-cita. Melalui anime ini, Oda sensei mengajarkan pada kita mengenai nilai hidup, pesan moral, hingga arti persahabatan&perjuangan.
Namun, apa yang terjadi?
Komisi Penyiaran Indonesia pernah melabeli One Piece sebagai salah satu anime yang tidak layak tayang di Indonesia.
Well...well... Di postingan ini, saya tidak mengajak kalian untuk bicara soal One Piece kok...
Saya cuma mengambil One Piece sebagai contoh saja. Bersama One Piece, ada Naruto, Bleach, Conan, hingga Death Note yang harus menerima cap 'bermasalah' di beberapa stasiun tv kita.
Mengapa?
Apa yang salah dengan anime-anime itu?
Nah, ini dia yang hendak saya bahas disini…
Saya akui, saya bukan yang pertama bicara seputar masalah ini. Hanya saja, jika kalian (termasuk saya) memang menyukai anime, maka sudah sewajarnya kita mulai berpikir lebih kritis lagi mengenai hal ini.
Biar saya bercerita sebentar…
Suatu ketika, pada saat saya tengah menonton anime (Naruto kalo nggak salah...), datanglah teman saya. Saya persilakan dia masuk, duduk diruang tamu, dan ngobrol sejenak.
Ketika dia melihat ke arah layar tv saya, dia lantas nyeletuk seperti ini: "Ngapain kamu nonton kartun beginian? Kayak anak kecil aja..."
Yah, saya nggak terlalu bisa mendebat dia saat itu. Tapi, ketika esoknya saya berkunjung ke rumahnya, dia malah lagi nonton sinetron, dimanadisitu bercerita tentang pesugihan, dan ada adegan orang lagi berantem dengan laba-laba 3D.What the...? (Kalian tau kan, sinetron yang saya maksud?) Anime & sinetron khas Indo.
Menurut kalian, mana yang seharusnya mendapat label 'bermasalah'?
Menurut saya, inilah akar dari permasalahan ini…
Di persepsi sebagian besar orang Indonesia, anime dianggap sebagai kartun, yang diperuntukkan bagi anak-anak. Berbagai macam judul dan genre anime yang ada dipukul rata, seakan-akan semuanya itu hanya untuk anak-anak. Sehingga muncul sebuah anggapan bahwa anime memang acara untuk anak-anak.
Sebenarnya, tanggapan ini tidak sepenuhnya salah, dikarenakan memang ada banyak anime yang bobot ceritanya ringan, penuh adegan & karakter lucu, dan dipadu dengan animasi warna-warni yang menarik. Khas sekali dengan karakteristik anak-anak usia 6-9 tahun. Hanya saja, tidak semua judul anime seperti itu.
Untuk lebih mudah membandingkannya, mari kita ambil beberapa contoh. Lihatlah anime berjudul Doraemon, Minky momo, P-Man, Ninja Hattori, hingga Bakabon. ceritanya ringan, simple, lucu, dan sangat mudah dimengerti. Jelas sekali bahwa anime-anime tersebut diperuntukkan bagi anak-anak.
Kemudian, mari kita tengok judul-judul lain, seperti One Piece, Naruto, Bleach, Dragon Ball, hingga Fairy Tail. Ada adegan kekerasannya, tapi masih dalam tahap wajar. Cerita yang menantang,tegang, dan penuh petualangan. Pasti ini diperuntukkan bagi penonton usia remaja, yang mulai berpikir kritis.
Lantas, bagaimana dengan Evangelion, Death Note, Detective Conan, Code Geass, Blood+ hingga Bakemonogatari? Kebanyakan dari anime-anime itu terselip unsur Gore, violent, pembunuhan, jalan cerita yang rumit, hingga terkadang terselip adegan-adegan vulgar. Jelas sekali, mereka tergolong dalam kategori anime dewasa.
Inilah dia, satu point penting yang menurut saya diabaikan oleh KPI…
Rating! Di Jepang, semua animesudah tentu dikelompokkan menurut ratingnya. Sehingga, jam penayangannya pun berbeda-beda.
Masalahnya, rating tersebut seperti tidak berlaku di Indonesia. Pihak televisi membuat anime tersebut seolah-olah untuk anak-anak. Hal ini bisadilihat dari jam tayang dan penayangan iklan. Mayoritas anime-anime remaja & dewasa ditayangkan saat jam anak-anak aktif di rumah (minggu atau sore hari) dengan iklan yang juga untuk anak-anak.
Hal yang terjadi berikutnya pun sudah bisa ditebak.
Bayangkan reaksi seorang ibu,yang tengah menyuapi anaknya di depan tv di hari minggu pagi, dan terbelalak kaget melihat adegan vulgar dianime Ranma 1/2 yang luput sensor. Hal ini sudah pasti akan memberikan persepsi negatif dimata orang tua. Secara sepihak, mereka akan menilai, bahwa anime itu:
1. Penuh dengan unsur kekerasan
2. Merusak moral
3. Porno!
4. Nggak mendidik lah, Nggak bermanfaat lah, dsb...
Padahal, banyak tayangan buatan Indonesia yg jauh lebih tidak mendidik, seperti sinetron, film percintaan remaja juga film horor. Di kala tayangan-tayangan Indonesia tidak mendidik, KPI malah sibuk mengurusi tayangan luar tanpa mengurusi tayangan negeri sendiri (hanya sedikit dari banyak tayangan bermasalah negeri sendiri yangdiurusi KPI).
Lantas, siapa yang salah?
Pihak stasiun televisi, badan lembaga sensor Indonesia & juga KPI harusnya lebih responsif danpeka mengenai masalah ini. Seharusnya sebelum ditayangkan, anime dikaji terlebih dahulu. Mengenai genre, dan juga ratingnya (jangan asal sensor melulu...). Ketika genre & rating sudah ditetapkan, maka baru bisa dipilih jam tayang yang tepat. Tidak sepatutnya anime-anime sepertiRanma, Shinchan, hingga Conan tayang di jam anak-anak.
Sudah pasti anak kecil bakalan melongo gak tahu apa-apa ketika melihat conan menjabarkan analisisnya didepan si pelaku. Sudah pasti si Ibu akan kelabakan mendapati tingkah anaknya yang coba-coba menggambar 'si gajah' gara-gara terpengaruh anime Crayon Shinchan. Sudah pasti si anak kecil bakalan meniru adegan-adegan kekerasan ala Naruto.
Jika hal semacam ini sudah terjadi, maka cap buruk langsung dialamatkan pada anime yang bersangkutan. Mereka akan menilai anime ini buruk, karena berisi adegan kekerasan, vulgar, pembunuhan, dan lain sebagainya, yang tidak pantas ditonton oleh anak-anak (Halooo? perasaan anime-anime itu emang bukan untuk anak-anak, deh...). Buntutnya, beberapa judul anime top di Jepang justru tidak masuk, dan dilarang tayang di Indonesia.
Sejujurnya saya berpendapat bahwa kualitas serial di Indonesia sendiri tidak jauh lebih baik dari anime bahkan lebih buruk. Saya tidak akan menyebutkan nama, tetapi berulang kali saya selalu melihat beberapa sinetron yang membawa pengaruh negatif terhadap perkembangan otak. Yang ditayangkan kebanyakan adalah percintaan, gaya hidup konsumtif hingga obrolan-obrolan sampah yang tidak berkualitas serta tidak mendidik.
Penyelesaian dari hal ini memerlukan perhatian lebih dari pihak stasiun televisi, dan juga KPI itu sendiri. Dengan penilaian & pengkajian mendalam mengenai judul anime yang hendak tayang, akan memberikan pemahaman & juga memberikan persepsi baru bagi masyarakat awam, bahwa anime tidak seutuhnya untuk anak-anak, dan anime tidak selalu memberikan pengaruh negatif.
Selain itu, selalu ada pesan moral yang terkandung dalam sebuah anime.
Catat ini! Di hampir semua anime yang sudah sayatonton, selalu terselip nilai-nilai positif, yang benar-benar besar manfaatnya jika bisa diaplikasikan di kehidupan kita. Beberapa sisi positif yang terdapat dalam anime adalah:
1. Anime mengajarkan kita untuk selalu berimajinasi.
Imajinasi itu penting! Bahkan, Einstein sendiri berkata bahwa imajinasi jauh lebih penting dibandingkan ilmu pengetahuan.
2. Anime mengajarkan kita bahwa kebaikan akan selalu menang. Klasik, memang. Tapi tunggu dulu... bukankah hal ini patut untuk ditanamkan dalam pikiran anak-anak sejak usia dini?
3. Anime mengajarkan berbagai hal penting seperti nilai persahabatan, pengorbanan, kebenaran, hingga perjuangan (terutama dalam meraih cita-cita).
Sedangkan sinetron mengajarkan kita untuk... eeenggg... apa ya?
Oh, ya saya ingat. Sinetron mengajarkan kita untuk selalu:
1. Berpakaian tidak rapi disekolah
2. Dugem,&mabok-mabokan.
3. Berantem rebutan pacar.
4. Menjadi ortu jahat bin sadis & gemar menyiksa
5. Percaya pada hal-hal gaib or mistis.
6. Naik Elang 3D kemanapun kita pergi.
Hahahaha...
Menurut kalian, mana yang seharusnya pantas untuk dicap 'bermasalah'?
Jadi, sudah paham kan, point-point dari pembahasan kita diatas?
Kesimpulannya, Tidak semua judul anime layak untuk ditonton oleh anak-anak. Karena, sebagian merupakan anime yang diperuntukkan bagi pemirsa remaja, sebagian lagi dewasa. Jadi, jangan caci maki orang dewasa yang masih suka menonton anime, karena itu bukan hal yang salah. Selain itu, anime selalu punya nilai moral yang begitu bermanfaat jika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, jangan mentang-mentang adegannya berantem, jangan langsung men-judge bahwa anime itu tidak bermanfaat.
Ada pesan yang ingin saya bagikepada bapak/ibu sekalian, yang seringkali melarang putra-putrinya untuk menonton anime…
Jangan terus-terusan menyudutkan anime, dan mencapnya dengan berbagai hal negatif. Di Indonesia sendiri, banyak sekali acara yang dampaknya jauh lebih negatif jika dibandingkan dengan anime (Mau,saya jabarkan satu-per satu disini?). Dan ironisnya, orang tua kebanyakan justru 'menghalalkan' acara-acara semacam itu untuk ditonton oleh jelas, ada yang salah disini.
Lalu, untuk Lembaga negara independen yang bernama Komisi penyiaran Indonesia…
Kajilah setiap tayangan dengan lebih mendalam, baik itu tayangan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Tentukan ratingnya dengan benar (tayangan ini layak ditonton oleh siapa), dan pilihkan jam tayang yang tepatbagi tayangantersebut. Jika hal-hal yang saya sebutkan tadi sudah dilakukan, maka saya yakin tak akan lagi muncul masalah semacam ini.
Terakhir, saya berpesan pada pembaca sekalian…
Jika kalian adalah anak-anak, tontonlah anime sewajarnya. Dalam artian, tidak semua judul bisa kalian telan. Untuk beberapa judul, ada baiknya jika kalian minta didampingi oleh orang tua. Jika anda adalah orang tua dan memiliki anak yang hobi menonton anime, maka jangan khawatir. Anime bukan racun bagi anak anda, asal anda selektif, dan paham mengenai nilai moral didalamnya yang bisa diajarkan pada anak anda. Dan, jika andaa dalah orang dewasa yang masih mencintai anime, jangan khawatir. Anda normal. Teruslah berimajinasi, dan teruslah menikmati alurcerita yang tersaji.
Sekian dari saya dan terima kasih banyak atas perhatian anda. Semoga ini bisa jadi bahan renungan untuk kita semua.

3.11.2012

My Kingdom 5

Akhirnya My Kingdom 5 terbit juga...!! *loncat-loncat*
Uwaaah... Aria udah nunggu lama bgt nih komik... ^^
Akhirnya terbit juga...!!
Nah bagi yg udah nunggu karya ini lama, selamat membaca ya... ^^

Karakuri Pierrot (English Lyrics)


Two hours after the arranged time of our rendezvous,
I was still waiting alone. So that must be your answer.

The passers-by on the street and the floating clouds
were laughing at my stupidity.

It's so easy, and yet so difficult,
for I can move on as soon as I accept reality.
Unable to believe it, not wanting to believe it,
I must be a clown inside your mind, aren't I?

Ah, I spin and spin, and am tired of spinning.
Ah, my breath, my breath has run out.
Yes, this is the sad end of my fate.
I am still unable to reach you.

The Earth, carrying me, spins.
With an unconcerned expression, it spins.

For just one second, I hold my breath,
and, unable to say anything, I stand still dumbfounded.

It's a coincidence, and yet also fate,
for I knew it'd be better if I didn't try to find out.
I felt your warmth on my skin.
Your smile and your gestures are going to break me.

Ah, I spin and spin, and am tired of spinning.
Ah, I spin and spin, and am tired of spinning.
Ah, my breath, my breath, my breath is stopping.
Ah, my breath, my breath, my breath is stopping.

Ah, that things will begin to change,
ah, is a scary thought.
I quit. I'm not waiting here for you anymore.
Otherwise, I really will end up breaking.

Ah, I spin and spin, and am tired of spinning.
Ah, my breath, my breath is stopping.
Yes, I am the clown that you desire.
Please command me as you wish.

Karakuri Pierrot






Song by Miku Hatsune

machiawase wa  nijikan mae de
koko ni hitori  sore ga kotae desho

machi yuku hito  nagareru kumo
boku no koto o azawaratte'ta

sore wa kantan de  totemo konnan de
mitomeru koto de mae ni susumeru no ni
shinjirarenakute  shinjitakunakute
kimi no naka de  kitto boku wa  doukeshi na n desho

aa  mawatte  mawatte  mawaritsukarete
aa  iki ga  iki ga  kireta no
sou  kore ga  kanashii  boku no matsuro da
kimi no tadoritsukenai mama de

boku o noseta  chikyuu wa mawaru
nani mo shiranai  kao shite mawaru

ichibyou dake  kokyuu o tomete
nani mo iezu  tachisukumu boku

sore wa guuzen de  soshite unmei de
shiranai hou ga ii to shitte'ta no ni
furete shimatta no  kimi no nukumori ni
sono egao de  sono shigusa de  boku ga kowarete shimau kara

aa  mawatte  mawatte  mawaritsukarete
aa  mawatte  mawatte  mawaritsukarete
aa  iki ga  iki ga  iki ga  tomaru no
aa  iki ga  iki ga  iki ga  tomaru no

aa  kawatte  kawatte  kawatte yuku no ga
aa  kowai  kowai dake na no
mou yameta  koko de  kimi o matsu no wa
boku ga kowarete shimau dake da

aa  mawatte  mawatte  mawaritsukarete
aa  iki ga  iki ga  tomaru no
sou  boku wa  kimi ga nozomu PIERO da
kimi ga omou mama ni  ayatsutte yo